Brigjen Tatang dan Ibunya Berpose Bareng Jenderal Andika, Lalu Ada Air Mata
"Saya bisa tahu bagaimana Papua sesungguhnya, termasuk anak, dan istri saya juga," katanya.
Singkat cerita, Tatang saat masih berpangkat letnan kolonel (letkol) terpilih menjadi Komandan Batalyon Infanteri Raider Khusus 751/Vira Jaya Sakti di Sentani, Jayapura, Papua.
Tatang pun kaget mendapatkan penugasan sebagai Danyon.
"Kami waktu itu pembekalan Danyon, kami juga tidak menyangka, di luar dugaan, karena kami paling junior. Begitu saya jadi Danyon, penempatan itu menjadi Danyon 751," katanya.
Personel Batalyon 751/VJS (2003-2016), Sertu Abidin lantas menceritakan peristiwa yang terjadi pada 2009 di Batalyon 751, sebelum Tatang menjabat sebagai Danyon. Saat itu, kata Sertu Abidin, ada keributan.
"Kejadian sangat anarkistis, dari anggota menembak, melempar batu, sehingga Mako Batalyon 751 hancur. Jadi, 80 persen hancur, bahkan di ruangan komandan pun rusak," kata Sertu Abidin dalam video TNI AD.
Brigjen Tatang pun mendapatkan tantangan untuk melakukan perubahan. Bagi Tatang, persoalan yang terjadi sebelumnya tersebut bukan main-main.
"Wah, yang saya hadapi (waktu itu) Batalyon belum jelas, baru selesai demo, banyak kerusakan yang diakibatkan anak buah. Itu (kerusakan) fisik, ya, belum nonfisik," katanya.
Brigjen Tatang Subarna dan ibunya berfoto bersama KSAD Jenderal Andika Perkasa dan Ibu Hetty Andika Perkasa. Brigjen Tatang sangat menyanyangi ibu, dan selalu ingin membuat ibundanya bangga.
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar