Brigjen TNI Agus Erwan: Satuan Kavaleri TNI AD Perlu Modernisasi Senjata dan Organisasi

“Yang tidak relevan itu kalau masih ada yang bicara soal ego sektoral karena tema perang modern adalah kolaborasi, join forces dan combined arms. Semua kesatuan saling melengkapi dan menutup kekurangan yang lain,” katanya.
Iftitah menandaskan tantangan satuan kavaleri justru ada di ciri khasnya, yaitu teknologi. Dengan bisa beradaptasi dengan teknologi, satuan kavaleri itu tetap relevan.
Dia menyebut lebih dari 2.400 tank Rusia yang dihancurkan di Ukraina. Akan tetapi, untuk menduduki sebuah wilayah yang dibutuhkan adalah satuan darat, seperti kavaleri.
Iftitah mengusulkan Satuan Kavaleri mengembangkan ilmu yang ada di Perintah Jenis Tugas.
“Kita juga belajar dari masa lalu kalau kehadiran teknologi sifatnya melengkapi, bukan menggantikan. Adanya tank tidak lantas menggantikan kuda yang masih terus dipakai di jalan-jalan sempit dan tertutup,” kata Iftitah yang pernah bertugas di Korps Kavaleri.
Harry Susilo, wartawan Kompas yang tahun 2022 meliput di Ukraina mengatakan tank memang banyak digunakan di Ukraina.
Menurut dia, pasukan Ukraina harus melaksanakan berbagai taktik untuk melindungi diri, tidak saja dari jumlah tank Rusia yang lebih banyak, tetapi juga serangan-serangan udara.
Insurgensi
Satuan Kavaleri TNI AD butuh modernisasi senjata dan organisasi karena operasi satuan kavaleri hanya bisa efektif dalam sebuah operasi gabungan.
- Ahmad Andi Bahri Resmi Mundur dari Jabatan Sekjen DPP APMI Setelah Pemulihan Nama Baiknya
- Rapat Pleno V DPP AMPI: Kembalikan Muruah Organisasi, Perkuat Soliditas Kader
- Dedi Mulyadi Buka Opsi Revisi Kerja Sama dengan TNI AD
- TB Hasanuddin Minta Kerja Sama Pemprov Jabar dan TNI AD Ditangguhkan, Ini Alasannya
- Kerja Sama Dedi Mulyadi & KSAD Dinilai Melanggar UU TNI
- Optimalisasi Lahan Tidur, Pupuk Indonesia Gandeng TNI AD dan PTPN