BRIN Menganalisis Molekuler & Diversitas Genetik Penyebab Hepatitis Akut, Hasilnya?

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.
Penyebaran virus ini tampaknya juga terjadi di Indonesia, bahkan hingga 30 April 2022 telah tercatat 15 kasus diduga terjangkit hepatitis akut ini.
Tercatat hingga 9 Mei 2022 diduga terdapat 5 kasus kematian akibat hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Ni Luh P. Indi Dharmayanti mengatakan BRIN akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk merespons kejadian ini.
"BRIN akan melakukan beberapa kegiatan riset terkait severe acute hepatitis dan berkolaborasi dengan Kemenkes, perguruan tinggi atau lembaga riset lainnya,” ujar Indi pada Sabtu (14/5).
Dengan rinci, Indi menjelaskan hal-hal yang dilakukan BRIN dalam merespons kasus ini, di antaranya, melakukan analisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.
Selanjutnya, whole genome sequencing for understanding Hepatitis Acute epidemiology and phenotypes, metagenomics pada darah dan jaringan, dan pengembangan perangkat diagnostik.
Selain itu, juga dilakukan riset deteksi dini dan respons cepat terhadap Penyakit Hepatik Akut, eksplorasi dan pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional untuk hepatoprotektor.
BRIN bersama Kemenkes dan instansi lainnya telah menganalisis molekuler dan diversitas genetik penyebab hepatitis akut. Simak penjelasannya.
- Kemenkes Hentikan Kegiatan PPDS Anestesi di RS Hasan Sadikin
- Komisi IX Bakal Panggil Kemenkes dan Dekan Kedokteran UNPAD Buntut PPDS Pemerkosa Pendamping Pasien
- Kemenkes Cabut STR Dokter Priguna, Izin Praktik Dibatalkan
- Entrostop Gelontorkan Rp 1 Miliar untuk Emergency Diare Kit Gratis di Lebaran 2025
- Della Surya
- KPCDI Soroti Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Pasien Ginjal, Kemenkes Tegaskan Ini