Bripka Aries Pamuji Dipecat, Kariernya sebagai Polisi Tamat, Pernyataan AKBP Hery Tegas

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar upacara pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap seorang anggotanya, Senin (27/12).
Upacara PTDH Bripka Aries Pamuji ini dipimpin langsung oleh Kapolres Lombok Tengah, AKBP Hery Indra Cahyono.
Anggota Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu dipecat karena terbukti melanggar kode etik sebagai pengayom masyarakat.
“Saya minta pemberhentian dengan tidak hormat ini menjadi yang pertama dan terakhir selama saya menjabat sebagai kapolres," kata Kapolres Lombok Tengah, AKBP Hery Indra Cahyono, Senin (27/12).
Bripka Aries Pamuji diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Polri berdasar Keputusan Kapolda NTB Nomor: Kep/563/X/2021 melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf A.
Dasar berikutnya adalah peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Dasar lainnya adalah pasal 7 ayat (1) huruf C pada peraturan Kapolri Nomor 14 tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.
Bripka Aries Pamuji terbukti melanggar Kode Etik Profesi Polri lantaran meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut-turut.
Anggota Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Bripka Aries Pamuji dipecat karena terbukti melanggar kode etik sebagai pengayom masyarakat.
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Pencuri Bertato Ini Apes setelah Aksinya Ketahuan Korban, Begini Ceritanya
- Remaja Terseret Arus Banjir di Lombok Tengah Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
- Terlibat Calo Penerimaan Polri, Polisi Dipecat
- Pemkab Lombok Tengah Pastikan Stok LPG 3 Kilogram Aman Menjelang Ramadan 2025
- Bupati Dinda: Banjir Bandang yang Melanda Wera Duka Bagi Bima