Broker Suara Pemilu 2019 Sudah Bergerak
Pengumpulan KTP warga merupakan modus politik uang. Bawaslu Kotim mulai mengendus gerakan tersebut. Pasalnya, caleg tidak dibenarkan memiliki tim sukses atau relawan.
”Tak ada namanya tim sukses atau relawan untuk caleg. Untuk parpol saja tidak ada, masa caleg bisa?” kata Salim Basyaib, Komisioner Bawaslu Kotim.
Bawaslu Kotim, kata Salim, akan memaksimalkan pengawasan agar pelaksanaan pemilu bebas dari pengaruh politik uang. Karena itu, dia mengajak semua pihak berkomitmen memberantas hal tersebut.
Di sisi lain, pelaksanaan pesta demokrasi tahun ini berbeda dengan 2014 silam. Selain aturan ketat, caleg mulai memperhitungkan tidak jor-joran melakukan sosialisasi.
”Sekarang tidak seperti 2014 lalu. Kalau tahun sebelumnya, hampir setiap desa caleg mengadakan kegiatan olahraga. Caleg yang punya banyak uang jadi sponsor dan penyandang dana kegiatan. Sekarang jarang,” kata Andre, warga Kecamatan Cempaga.
BACA JUGA: Petugas Capek Copot Atribut Kampanye Bermasalah, Malamnya Dipasang Lagi
Bahkan, lanjutnya, untuk meminta sponsor kegiatan saja sulit. Calegnya lebih banyak sosialisasi dari rumah ke rumah ketimbang mengadakan kegiatan olahraga atau lainnya yang menyedot massa.
”Mungkin karena uang susah carinya,” tutur pria yang aktif dalam penyelenggaran kegiatan olahraga ini. (ang/hgn/ign)
Broker suara yang mengaku utusan caleg sudah bergerak, politik uang tampaknya bakal marak di pemilu 2019.
- APMP Minta Bawaslu RI Tegas soal Dugaan Kecurangan di Pilkada Mimika
- Bawaslu Tegaskan Tak Ada Pelanggaran yang Dilakukan Aparat Kepolisian di Pilkada 2024
- Ketua KPPS Coblos Surat Suara Pram-Rano, Bivitri: Pasti Ada Instruksi
- Bawaslu Sampaikan Alur Penanganan Dugaan Pelanggaran Pilkada 2024
- Bawaslu Lakukan Kajian Awal Terhadap 130 Laporan Dugaan Pelanggaran Politik Uang
- Ridwan Kamil Kalah di Quick Count, Tim Pemenangan Klaim Ada Kecurangan