Brunei Berlakukan Hukum Rajam dan Qisas
jpnn.com - BANDAR SERI BEGAWAN - Terhitung hari ini, Selasa (22/10), Brunei Darussalam menerapkan qisas (potong anggota tubuh) dan rajam sebagai hukuman pidana. Penerapan hukuman fisik itu menjadi bagian dari undang-undang pidana baru Brunei yang berdasarkan syariah Islam.
Hari ini Sultan Brunei Hassanal Bolkiah mengesahkan undang-undang yang telah melalui pembahasan bertahun-tahun tersebut. Namun, ketentuan-ketentuan di dalamnya akan mulai diberlakukan secara bertahap selama enam bulan ke depan.
"Atas ridha Allah, dengan berlakunya undang-undang ini, maka tanggung jawab kita kepada Allah telah terpenuhi," kata Sultan seperti dilansir dari AFP.
Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa hukuman rajam akan dikenakan pada pezinah. Sedangkan hukuman qisas digunakan untuk pidana pencurian. Hukum cambuk menjadi ganjaran bagi berbagai pelanggaran mulai dari aborsi hingga mengkonsumsi alkohol.
Kesultanan Brunei telah menerapkan ajaran Islam sejak awal berdirinya enam abad yang lalu. Namun, selama ini penerapan hukum syariah di negara kaya minyak itu hanya sebatas urusan perdata dan perkawinan.
Baru pada tahun 1996, Sultan meminta dibuatnya sebuah undang-undang pidana berdasarkan syariah Islam. Setelah 17 tahun, undang-undang tersebut akhirnya terealisasi hari ini. (dil/jpnn)
BANDAR SERI BEGAWAN - Terhitung hari ini, Selasa (22/10), Brunei Darussalam menerapkan qisas (potong anggota tubuh) dan rajam sebagai hukuman pidana.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon