BSE Solusi Krisis Dana Pendidikan
Rabu, 23 Juli 2008 – 13:13 WIB
JAKARTA - Program Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang bakal diresmikan Presiden SBY awal Agustus nanti, dinilai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlambat. Seharusnya, pemerintah menerapkan aturan tersebut setahun yang lalu. Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Heri Akhmadi, program tersebut terpaksa diterapkan karena keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah. ”Dana pemerintah terbatas. Sementara kewajibannya menyediakan pendidikan, termasuk buku murah. Otomatis negara hanya bisa menyiapkan semampunya,” ungkapnya. Dia menambahkan bahwa penerapan BSE di beberapa daerah terbilang lancar. Heri menjamin bahwa tidak ada kelangkaan BSE tersebut. Saat ini saja, kata dia, 14 ribu sekolah sudah memanfaatkan saluran buku elektronik itu. Terpisah, Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat Setya Dharma Madjid mengungkapkan setiap hari menerima keluhan para penerbit buku pelajaran. Perusahaan-perusahaan itu akan menutup bisnisnya karena dengan implementasi Permendiknas No 2 tahun 2008 tentang buku tersebut dipastikan kehidupan bisnisnya tak akan berkembang. Sejauh ini, 200 penerbit buku pelajaran terancam tutup.
”Tapi ini terobosan. Jadi, DPR mendukung penuh,” katanya.
Baca Juga:
Para guru, kata dia, bisa berinisiatif mengunduh buku ke internet. Di antaranya melalui kelompok kerja sekolah. ”Tidak ada alasan sulit,” jelasnya. Untuk pengadaan buku tersebut, sekolah bisa menggunakan pendamping Bantuan Operasional Sekolah (BOS) buku. Jumlah BOS buku untuk masing-masing siswa adalah Rp 22 ribu.
Nah, dengan dana itu, masing-masing siswa bisa mendapatkan 3 buku. Sebab dengan BSE, asumsinya satu buku sekitar Rp 7 ribu. Dengan BSE, penerbit juga masih bisa hidup. Sebab, yang ditampilkan dalam BSE hanya buku teks. Sementara untuk buku penunjang belum sampai di-upload ke internet. Artinya, wilayah buku penunjang bisa dimasuki penerbit. ”Silakan penerbit masuk ranah bisnisbuku penunjang itu,” terangnya.
Baca Juga:
Salah satu pasal menegaskan bahwa para guru di sekolah dilarang jualan buku. Otomatis, penerbit tak akan bisa masuk ke sekolah untuk memasarkan buku. ”Setiap hari saya terima keluhan. Kalau pemerintah ngotot mau bagaimana lagi,” ungkapnya kemarin.
JAKARTA - Program Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang bakal diresmikan Presiden SBY awal Agustus nanti, dinilai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlambat.
BERITA TERKAIT
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit