BSSN: Serangan Siber Bjorka Masuk Kategori Intensitas Rendah
Oleh karena itu, kata Hinsa, masyarakat sebenarnya tidak perlu terlalu resah terhadap isu kebocoran data nasional oleh peretas yang mengaku sebagai Bjorka. "Secara umum ini adalah masalah data," ungkapnya.
Menurut Hinsa, BSSN telah melakukan proses validasi dan forensik digital terhadap data yang beredar tersebut.
Oleh karena itu, kata dia, meskipun ada informasi valid dari data yang bocor tersebut, validitas tersebut memiliki masa berlaku untuk menentukan apakah data itu merupakan informasi penting atau data terbaru.
"Setelah ditelisik, ini ada juga datanya berulang. Jadi, saya tidak katakan semuanya tidak valid, tetapi ada juga valid, tetapi juga ada masanya waktunya," jelasnya.
Namun, katanya, isu peretasan data nasional yang mencuat belakangan ini perlu menjadi pengingat akan pentingnya meningkatkan keamanan siber. Apalagi, tegas dia, ancaman serangan siber bisa terus berkembang.
"Jadi, enggak boleh sombong 'oh kami sudah kuat, sistem kami paling hebat', tidak ada. Karena apa?, Teknologi, kan, berkembang, hacker dan ancaman berkembang," ujarnya. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BSSN menilai serangan siber yang dilakukan peretas bernama Bjorka masuk kategori intensitas rendah.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Guntur Romli Colek KPK-Kejagung
- Hadapi Serangan Siber, BSSN Bentuk dan Perkuat TTIS
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Panglima TNI Menunjuk Letjen Nugroho Sulistyo Budi menjadi Kepala BSSN
- ISACA Indonesia Dorong Penguatan Keamanan Digital dan Tata Kelola Teknologi
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi