BTN Ajak Pengembang Terapkan Sistem Ekonomi Sirkular

Untuk itu, dia meyakini penerapan ekonomi sirkular bukan hanya bagus untuk lingkungan society tetapi juga secara ekonomi dan dunia usaha agar bisa sustain secara jangka panjang.
Karena itu menurut Haru, persoalan kepastian sustainability kini mulai menjadi pertimbangan penting perbankan dalam penyaluran pembiayaan.
“Ekonomi Sirkular memang masih rekatif baru di perbankan, tapi sebelumnya kita sudah diperkenalkan dengan standar Environmental, Social and Good Governance (ESG). Saya kira prinsipnya relatif sama, dengan begitu prinsip ekonomi sirkular bisa masuk kriteria dalam pengelolaan aset perbankan, ini yang penting,” tutur Haru.
Pengelolaan aset dimaksud termasuk dalam pemberian kredit dan pembiayaan perbankan.
“Kalau itu kita masukan maka kita bisa mendorong kemana sektor industri yang kita bisa promosikan (untuk mendapat kredit) dan kemunginan sektor industri yang kemungkinan kita hindari,” ujarnya.
Dia mencontohkan, sektor yang masih menggunakan unrenewable energy, salah satu yang perlu dihindari perbankan.
Sementara khusus bagi BTN sendiri, secara operasional pihaknya mendorong BTN menerapkan konsep green dengan memperhatikan faktor people dan planet.
Misalnya meminimalkan penggunaan kertas.
BTN juga aktif mendorong masyarakat menerapkan energi hijau melalui penggunaan kompor induksi yang menggunakan energi terbarukan.
- BTN JAKIM Dongkrak Transaksi Digital
- Bakal Diikuti 600 Peserta WNA dari 51 Negara, BTN JAKIM 2025 Usung Konsep 4S
- Bidik Pertumbuhan Bisnis Naik 3 Kali Lipat, BTN Terapkan Strategi Ini
- BTN Berhasil Pertahankan Posisi Top 3 Jajaran Tempat Kerja Terbaik
- Gandeng Qatar, BTN Siapkan USD2 Miliar Untuk Bangun 100 Ribu Unit Hunian di Indonesia
- Keponakan Jadi Komisaris di BUMN, Surya Paloh Bilang Begini