Bu Ani yang Saya Kenal
Oleh Zaenal A Budiyono*
jpnn.com - Sabtu malam, 1 Juni 2019. Ribuan orang memadati jalan menuju kediaman Presiden RI Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kali ini suasananya berbeda. Tidak ada yel-yel diteriakkan. Tidak ada kegairahan. Semua bersedih.
Ribuan karangan bunga berbaris hingga hampir satu kilometer memanjang ke luar dari kompleks Puri Cikeas. Padahal malam itu hanya beberapa hari menjelang Lebaran, di mana biasanya warga ibu kota dan sekitarnya memilih mudik ke kampung halaman.
Ibu Ani Yudhoyono wafat!
Itulah kabar yang mengubah suasana Cikeas malam itu menjadi murung. Baca juga: SBY: Good Bye, Semoga Engkau Hidup Tenang
Sebelumnya, sejak Sabtu pagi hampir semua media nasional melaporkan breaking news tentang kabar ini. Meski bukan lagi berstatus ibu negara, putri Sarwo Edi Wibowo itu selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia.
Saya tidak tahu harus menulis apa dalam rangka mengenang beliau. Merupakan sebuah kehormatan ketika JPNN.Com meminta saya mengisahkan kenangan selama bekerja dengan beliau di lingkungan Istana Kepresidenan.
Tentu banyak orang yang punya kisah, kenangan dan pengalaman dengan Bu Ani. Saya juga tidak merasa dekat secara personal, karena hanya sebagai staf yang membantu beliau. Dari sisi itulah saya mencoba menukil beberpa memori.
Saya kena tegur Bu Ani karena mengganti istilah Rumpin -akronim program Rumah Pintar- dengan kata dalam Bahasa Inggris tanpa menyertakan istilah aslinya dalam Bahasa Indonesia.
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Bank Mandiri Resmi jadi Sponsor Jakarta LavAni, Siap Gebrak Proliga 2025
- PBVSI Apresiasi Saran dari SBY Soal Jumlah Peserta Proliga 2025
- Maulana Kabbani
- Dihubungi SBY dan AHY, Calon Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho Dapat Ucapan Selamat
- Masih di AS di Hari Pencoblosan Pilkada, SBY Siapkan Oleh-Oleh untuk Prabowo