Bu Ani yang Saya Kenal

Oleh Zaenal A Budiyono*

Bu Ani yang Saya Kenal
Ani Yudhoyono. Foto: Agus Wahyudi/Jawa Pos

Tak hanya pidato di dalam negeri, bahkan ketika di mancanegara pun beliau tetap ‘konsisten’ dengan detail tersebut. Seperti saat menghadiri KTT APEC di Vladivostok, Rusia, 2012.

Selain KTT sebagai panggung utama pemimpin dari berbagai negara, para first lady juga bertukar pikiran dalam side events selama summit berlangsung. Indonesia menawarkan gagasan Indonesia Sejahtera dengan lima pilarnya : masing-masing Indonesia Pintar, Indonesia Hijau, Indonesia Sehat, Indonesia Kreatif dan Indonesia Peduli.

Singkat cerita, ada satu sesi di mana saya berinisiatif mengganti istilah Rumah Pintar (Rumpin) -turunan program Indonesia Pintar- dengan kata dalam bahasa Inggris tanpa menyertakan istilahnya dalam bahasa Indonesia. Toh pidato para first lady pada forum tersebut juga dalam bahasa Inggris.

Saya pikir karena disampaikan dengan bahasa internasional itulah maka istilah Rumpin, Kapin dan Mopin tidak perlu dikutip. Wong audience-nya bule, pikir saya.

Namun saya ditegur Ibu Ani agar memasukkan singkatan-singkatan tersebut. Bukan hanya untuk mengenalkan bahasa Indonesia di forum internasional, namun juga memperkuat branding produk itu sendiri.

Di situlah saya lihat beliau bertindak selaku professional marketer untuk bagaimana menaikkan nama Indonesia di dunia. Istilah lainnya adalah soft power diplomacy.

Di luar urusan pekerjaan, Bu Ani sangat berkesan bagi keluarga kami. Beliau dalam beberapa kesempatan beliau kerap memanggil nama saya dan istri jika melihat meskipun kami bukan siap-siapa.

Tentu ini bukan pencitraan karena saat itu tidak ada kamera. Ini tentang kebiasaan dan pendidikan di keluarga. Tentang bagaimana menghargai sesama.

Saya kena tegur Bu Ani karena mengganti istilah Rumpin -akronim program Rumah Pintar- dengan kata dalam Bahasa Inggris tanpa menyertakan istilah aslinya dalam Bahasa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News