Bu Ani yang Saya Kenal

Oleh Zaenal A Budiyono*

Bu Ani yang Saya Kenal
Ani Yudhoyono. Foto: Agus Wahyudi/Jawa Pos

Di banyak momen -yang saya ingat- beliau selalu mengulang pentingnya pendidikan di keluarga, di mana pun. Ada pesan beliau bahwa keluargalah yang menjadi fondasi dari bangunan generasi dan peradaban.

Jika fondasi keluarga lembek, maka bangunan di atasnya akan mudah retak. Begitu juga sebaliknya. Baca juga: Ibu Ani

Januari 2014. Saya dan istri dikaruniai keturunan setelah menunggu hampir 8 tahun. Tak terbayang betapa bahagianya kami.

Beberapa tahun sebelumnya Bu Ani pernah membesarkan hati saya untuk tidak putus asa dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar lekas ikaruniai momongan. Sebagai bentuk syukur kepada Tuhan dan terima kasih ke Ibu Negara RI itu pula saya memberanikan diri ngerepotin Bu Ani agar sudi mencarikan nama tengah untuk anak saya.

Teknisnya, saat itu saya kirim SMS ke beliau. Isi SMS itu adalah nama depan dan belakang anak saya beserta artinya.

Semula saya tidak yakin beliau punya waktu memikirkan hal-hal kecil seperti ini. Sambai akhirnya sebuah kejutan datang ke kami saat staf beliau mengirimkan notes. Kali ini bukan notes pidato, melainkan tiga pilihan nama tengah untuk anak saya.

Di tengah kegembiraan, kami bertanya dalam hati, kok dikasih tiga nama, kenapa tidak satu saja biar langsung kami ambil?

Saat ada kesempatan bertemu, saya ‘protes’ ke beliau tentang tiga alternatif nama tersebut. Namun, sebuah jawaban berkelas -sangat bijak- yang saya dapatkan.

Saya kena tegur Bu Ani karena mengganti istilah Rumpin -akronim program Rumah Pintar- dengan kata dalam Bahasa Inggris tanpa menyertakan istilah aslinya dalam Bahasa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News