Bu Guru Ini Menagih Janji Rp 3,8 M dari Raja Salman

Bu Guru Ini Menagih Janji Rp 3,8 M dari Raja Salman
Zulfitri Zaini, 58, warga Jorong Sungai Rotan, Nagari Cupak, Kabupaten Solok yang kaki kanannya diamputasi akibat hancur tertimpa pecahan besi pada peristiwa runtuhnya crane Mekkah 2015. Foto: Riki Chandra/Padang Ekspres/JPNN

Sampai hari ini, Zulfitri masih rutin berobat. Terutama untuk menghilangkan rasa ngilu di bekas amputasinya itu.

"Saya pakai BPJS iya. Tapi, tidak semua obat ditanggung. Untuk beli obat luar saja, saya harus merogoh kocek Rp 900 ribu yang isinya cuma 3 butir. Itu yang bagus untuk pengeringan luka dan menghilangkan rasa ngilu," kata Zulfitri yang tidak tahu berapa total uangnya yang sudah habis untuk biaya pengobatan.

Dia hanya tinggal sendirian di rumahnya. Sedangkan anak dan menantunya berada di Pekanbaru. Untuk keperluan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, Zulfitri dibantu adiknya yang tinggal tidak jauh dari kediamannya.

"Saya yang mengantarkan nasi untuk Buk Pit," timpal adik kandungnya, Zalfini, 48.

Selebihnya, untuk aktifitas sehari-hari, Zulfitri enggan dibantu. Dia menjalani kehidupannta sendiri dengan kursi roda, tongkat dan kaki palsu.

"Beliau tidak mau tinggal di tempat saya dan memilih tetap di rumahnya, meskipun sendiri," jelas Zalfani.

Zulfitri mengaku, tiada yang berbeda dari hari-hari sebelum kakinya diamputasi.

Hanya saja, dia tidak lagi bisa melakukan segala sesuatu sendirian. Kursi roda ini misalnya lanjut Zulfitri, hanya digunakan di dalam rumah. Sedangkan tongkat dipakainya untuk keperluan ke luar rumah.

Hampir 1,5 tahun berlalu, janji Raja Arab Saudi untuk menyantuni para korban ambruknya crane di Masjidil Haram pada 11 September 2015 lalu, belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News