Bu Menkeu: Kontraksi Ekonomi 5,3 Persen, Indonesia Relatif Masih Bertahan
jpnn.com, JAKARTA - Tekanan pandemi Covid-19 telah menyebabkan kontraksi ekonomi di berbagai negara di dunia.
Pada Kuartai I dan II 2020, sejumlah negara dunia mengalami kontraksi ekonomi yang sangat dalam.
“Sebagian besar pertumbuhan ekonominya merosot tajam,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Selasa (1/9).
Ani - panggilan akrabnya mencontohkan India pada Kuartal II 2020 mengalami kontraksi hingga 23,9 persen. Pada Kuartal I 2020, India sudah mengalami kontraksi 4,1 persen.
Menurut dia, India selama ini adalah negara yang ekonominya tumbuh paling tinggi di dunia sesudah mengambi alih capaian prestasi itu dari Republik Rakyat Tiongkok.
Negara lain seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand juga mengalami kontraksi double digit alias di atas 10 persen.
Indonesia pada Kuartal II 2020 mengalami kontraksi 5,3 persen.
“Tentu Indonesia dalam hal ini relatif masih bisa bertahan. Ini memang dikaitkan dengan langkah-langkah apakah dari sisi restriksi gerakan dari masyarakat yang kemudian menyebabkan dampak ekonomi luar biasa," ungkapnya.
Kontraksi ekonomi Indonesia dianggap masih lebih baik dibanding negara lain, terutama di kawasan ASEAN dan Indonesia relatif masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
- Bea Cukai Bogor Raih Penghargaan dari Menkeu Sri Mulyani, Budi Harjanto: Penyemangat bagi Kami
- PPN Naik 12 Persen, Jauh Lebih Tinggi Dibanding Negara ASEAN Lain
- Kemendagri Tekankan Pentingnya Perbaikan Sistem Perizinan untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- Menko Airlangga Yakinkan Investor Global: Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Kemenkeu Satu