Bu Menkeu: Kontraksi Ekonomi 5,3 Persen, Indonesia Relatif Masih Bertahan

Ani menjelaskan kalau dibanding stimulus APBN yang dilakukan banyak negara dalam rangka menangani Covid-19 dan penurunan ekonomi yang merosot tajam, maka terlihat bahwa mereka mengalami defisit cukup dalam.
"Terlihat bahwa negara yang perekonomiannya merosot sangat tajam di Kuartal II, defisit APBN-nya jauh lebih dalam. Itu artinya mereka belum melakukan counter critical, (dan) belum menunjukkan hasil," papar Ani.
Ia mencontohkan, India mengalami defisit APBN -7,2 persen tetapi ekonominya mengalami kontraksi 23,9 persen.
Negara maju seperti Inggris fiskal defisitnya -13,8 persen, yang awalnya mereka hanya 2,1 persen.
Negara di ASEAN seperti Malaysia, defisitnya -6,5 persen tetapi ekonominya kontraksi 17,1 persen di Kuartal II.
Filipina defisit fiskalnya -7,6 persen tetapi kontraksi ekonominya lebih dalam lagi yakni 16,5 persen.
Singapura mengalami fiskal defisit 13,5 persen dan dihadapkan pada kondisi ekonomi yang mengalami kontraksi yakni 13,2 persen.
Thailand juga mengalami pelebaran defisit, dari 2,8 persen pada tahun lalu menjadi 6 persen sekarang ini. Sementara ekonominya mengalami kontraksi yakni 12,2 persen.
Kontraksi ekonomi Indonesia dianggap masih lebih baik dibanding negara lain, terutama di kawasan ASEAN dan Indonesia relatif masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
- Sikapi Kebijakan Trump, Waka MPR Tekankan Pentingnya Penguatan Diplomasi Perdagangan
- IHSG Memang Anjlok Selasa Kemarin, Tetapi Penyerapan SBN Sesuai APBN
- Pengamat Sebut Peluncuran Danantara jadi Tonggak Baru Ekonomi Indonesia
- Arsjad Rasjid Mentransformasi Ekonomi Indonesia Lewat Kadin
- Prabowo: Saya Sangat Gembira Perekonomian Kita Terkendali
- Pemerintah Optimistis Efisiensi Anggaran akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional