Bu Retno: Siswa Ngebet Pembelajaran Tatap Muka Tetapi Sekolah Minim Persiapan
jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan mayoritas siswa ingin sekali pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai Januari 2021. Sayangnya, keinginan peserta didik itu tidak diimbangi dengan kesiapan fasilitas protokol kesehatan di sekolah yang rerata masih minim.
Retno mengungkapkan, hasil survei yang telah dilakukannya menunjukkan 94,75 persen sekolah responden belum menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Hanya sekitar 5,25 persen yang sudah menggelar PTM dengan sistem campuran antara daring dan luring.
Dari sekolah responden yang menggelar tatap muka, lanjut Retno, ditanyakan beberapa hal terkait kesiapan yang dilakukan sekolah dalam menggelar pembelajaran tatap muka.
"Berkaitan dengan sarana mencuci tangan, 91,96 persen responden yang sekolah sudah buka menyaksikan ada wastafel atau tempat cuci tangan di sekolahnya dengan bentuk beragam," kata Retno, Senin (28/12).
Selain itu terdapat 8,04 persen yang menyatakan tidak ada wastafel atau tempat cuci tangan dalam bentuk apa pun di sekolahnya.
Sementara untuk sarana berupa bilik desinfektan, 67,31 persen responden yang sekolahnya sudah dibuka untuk PTM menyatakan tidak pernah melihat ada fasilitas itu di sekolahnya.
Hanya sekitar 32,69 persen responden menyatakan ada bilik disinfektan di sekolahnya.
Sosialisasi protokol/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah sangatlah penting sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.
KPAI menyebutkan keinginan peserta didik untuk pembelajaran tatap muka tidak diimbangi dengan kesiapan sekolah dengan protokol kesehatan Covid-19.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi