Bu Risma Bicara Kendala Penyaluran Bansos PEN, Hingga Parameter Kemiskinan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkap sejumlah kendala dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di masa pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
"Kendalanya adalah data yang tidak lengkap," kata Risma saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/1).
Risma menjelaskan pagu anggaran program perlindungan sosial untuk PEN adalah Rp127.208.597.689.480. Realisasinya Rp123.511.780.469.424 atau 97,09 persen.
Perinciannya, pagu bansos sembako Jabodetabek Rp6.758.874.000.000 realisasi Rp6.752.902.598.000 atau 99,91 persen.
Bansos tunai (BST) pagu anggarannya adalah Rp32.139.126.000.000 realiasinya Rp31.495.060.200.000 atau 98 persen.
Pagu anggaran program keluarga harapan (PKH) Rp 36.713.986.000 realisasi Rp 36.683.018.869.358 atau 99,92 persen.
Pagu anggaran bansos beras Rp 4.505.850.000.000, realisasinya Rp 4.505.850.000.000 atau 100 persen.
"Program sembako (BPNT) (realisasinya) sebesar 92,92 persen. Beras tunai bagi KPM sembako non-PKH (realisasinya) 99,9 persen," ungkap Bu Risma.
Inilah kendala penyaluran bansos program PEN di masa pandemi Covid-19 versi Bu Risma.
- Semarak Ramadan 2025, Petrokimia Gresik Tebar Bansos hingga Rp 682,5 Juta
- Genjot Upaya Kikis Kemiskinan di Jateng, Gubernur Luthfi Gelontorkan Bansos
- Jakarta Banjir, HNW Turun Langsung Salurkan Bantuan & Puji Gerak Cepat Pemerintah
- Gus Ipul Pastikan Efisiensi Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat di Kemensos
- Luhut Blak-blakan soal Bansos Rp 500 Triliun yang Selama Ini Tak Tepat Sasaran
- Mensos Gus Ipul Nilai Kakek Prabowo Sangat Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional