Bu Risma Hadir Saksikan Perekaman Data Kependudukan Warga Marjinal
Setelah diketahui bahwa warga tersebut pernah melakukan perekaman, maka warga bisa langsung ke meja pencetakan, yaitu mencetak KTP yang sudah tersedia datanya.
Bagi yang tidak ditemukan datanya, maka perlu melakukan perekaman KTP dengan menginput data sidik jari, iris mata dan foto diri. Setelah itu, KTP siap untuk dicetak.
Nina Laksanawati (25 tahun), salah satu warga marjinal atau telantar yang berprofesi sebagai pemulung sejak kecil ini menceritakan bahwa setelah ibunya meninggal dunia, ayahnya mengajak ia pindah ke Jakarta.
Beberapa waktu di Jakarta, dokumen-dokumen penting milik ayahnya hilang sehingga ia tidak bisa mengurus pembuatan KTP.
Nina bersyukur sudah punya KTP.
"Saya lega, bisa cari kerja yang lebih layak, karena sekarang susah cari kerja kalau gak ada KTP. Saya sudah capek jadi pemulung," ungkap Nina.
Dirinya berharap dengan memiliki KTP, bisa mencari pekerjaan yang lebih layak agar bisa membantu keluarga.
Terlebih saat ini ia masih memiliki adik yang memerlukan biaya pendidikan.
Kemensos dan Kemendagri berkolaborasi memecahkan persoalan identitas kependudukan bagi warga terlantar. Para warga terlantar selama ini sulit mendapatkan identitas kependudukan karena sebagian besar tidak memiliki tempat tinggal tetap atau unregister.
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- Ary Ginanjar Apresiasi Komitmen Kemendagri Membangun ASN Ber-AKHLAK
- Masa Jabatan Selesai, Tabrani Resmi Melepas Tugas Pjs Wali Kota Tangsel
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
- Percepat Pengentasan Kemiskinan, Kemensos-Kemendagri Bersinergi Wujudkan Data Tunggal