Bu Risma Miris Banyak Anak Buang Orang Tua ke Jalanan
SURABAYA – Jumlah penduduk di Kota Surabaya bertambah seiring selesainya liburan Lebaran. Tak hanya itu, Surabaya kini juga menjadi sasaran pembuangan orang gila dari berbagai kota lain. Kondisi itu membuat liponsos dan griya wredha di Surabaya membeludak.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, pihaknya baru saja menemukan orang tua yang dibuang anaknya sendiri. Orang tua bernama Sarmantoko itu ditemukan di pinggir jalan di Kelurahan Asemrowo. Pria tua tersebut lantas dibawa ke griya wredha.
''Kakek ini diturunkan anaknya sendiri dari mobil Xenia pelat N. Dari penuturan kakek itu, dia dibuang anaknya,'' katanya.
Hari pertama Lebaran, lanjut dia, ada tiga laporan penemuan orang gila. Laporan tersebut diperoleh langsung dari linmas (perlindungan masyarakat) yang menemukan satu orang gila.
Dua orang gila ditemukan anggota satpol PP di sekitar Masjid Al Akbar. Data tersebut diambil pada hari pertama Lebaran hingga pukul 12.00. ''Belum lagi laporan lain. Saya yakin akan lebih banyak lagi,'' kata Risma.
Mereka yang masuk kategori kaum jompo ditampung di Griya Wredha Surabaya. Sementara itu, orang yang memiliki gangguan mental dimasukkan ke Liponsos Keputih.
Yang memiliki gangguan kesehatan pun dibawa ke rumah sakit untuk diobati. Namun, kondisi griya wredha dan liponsos di Surabaya kini sudah melebihi kapasitas (overload).
Padahal, penemuan orang gila dan orang jompo di Surabaya terus meningkat setiap tahun. Kondisi itu menjadi masalah tersendiri bagi Kota Surabaya. Risma menuturkan, saat ini kondisi Griya Wredha Surabaya memang overload. Kapasitas ruang yang disediakan hanya untuk 30 orang jompo.
Namun, jumlah penghuninya sekarang lebih dari 70 orang. Pemkot pun telah membangun tambahan ruang di bagian belakang dan beberapa tempat lain.
''Pemkot sudah berusaha mengembalikan orang tua tersebut ke keluarga mereka. Tetapi, banyak keluarga yang tidak mau menerima dan merespons,'' ungkapnya.
Begitu juga di liponsos. Jumlah penghuni liponsos kini mencapai 2,115 orang gila. Sebanyak 95 persen di antaranya bukan orang Surabaya. Risma mengaku, kali pertama dirinya menjabat wali kota, jumlah penghuni liponsos hanya 198 orang. Kini jumlahnya sudah tidak bisa dibendung lagi.
''Sekarang ini masalahnya bukan hanya urusan makan, tetapi juga dikasih obat setiap hari. Orang yang masak untuk penghuni liponsos saja butuh 65 orang setiap hari,'' ungkapnya.
Menurut Risma, menampung orang gila yang sengaja dibuang warga daerah lain bukan solusi yang tepat. Rencananya, pemkot mengirimkan sekitar 40 penghuni liponsos yang sudah sembuh ke daerah asalnya pada Senin (11/7).
SURABAYA – Jumlah penduduk di Kota Surabaya bertambah seiring selesainya liburan Lebaran. Tak hanya itu, Surabaya kini juga menjadi sasaran
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II Pemkot Mataram Dibuka, Ini Pesan Pak Taufik Priyono
- Mendes Yandri Dorong Kolaborasi Pemda dan Pemdes untuk Kemajuan Desa Mandiri
- Pj Gubernur Sumut Apresiasi Antusiasme Masyarakat di Ajang Aquabike 2024
- Bocah Tenggelam di Aliran Bendungan Sukajaya Palembang, Tim SAR Langsung Bergerak
- Calon Bupati Biak Numfor Diduga Melakukan Pencabulan
- Geram Melihat Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri LH Panggil Pemkot Yogyakarta