Bu Risma Ngambek, Begini Reaksi Dokter Joni
jpnn.com, SURABAYA - Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dokter Joni Wahyuhadi mengaku ada miskomunikasi terkait permohonan peminjaman mobil labolatorium polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya.
Joni menyampaikan pada hari pertama kedatangan mobil tersebut sengaja langsung ditempatkan di RS Universitas Airlangga untuk menutupi kerusakan mesin milik Institute of Tropical Disease (ITD) Unair.
Namun, sorenya dia telah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita sehingga ditempatkan di Asrama Haji Sukolilo.
Kemudian pada hari kedua, mobil setelah dari RS Lapangan langsung digeser ke Tulungagung dan Lamongan untuk mempercepat pemeriksaan karena keterbatasan alat.
“Bu Feni (sapaan Kadinkes Kota Surabaya) menugaskan stafnya namanya Bu Deni kalau gak salah, tapi tidak menyampaikan hari ini acaranya Surabaya apa. Sehingga mobil kami kirim ke Lamongan dan Tulungagung,” ungkap Joni.
Namun, di tengah jalan pagi itu, Deni kembali menelepon Joni untuk meminta dua mobil PCR ditempatkan di Surabaya.
Padahal, Lamongan dan Tulungagung sudah siap menyerahkan spesimen swab pasien.
“Saya bilang besok aja karena sudah janji ke Tulungagung dan Lamongan besok pagi. Tadi sudah diskusi dengan Bu Deni dan KabagOps akan ditempatkan di Surabaya,” katanya.
Dokter Joni Wahyuhadi menanggapi kemarahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait mobil laboratorium PCR dari BNPB
- 3 Orang Tewas dalam Bencana Longsor di Tarakan
- Bencana Longsor di Temanggung Tewaskan Satu Warga
- Banjir di Bangli Menewaskan Seorang Bocah Tewas
- Risma-Gus Hans Daftar ke MK, Gugat Hasil Pilgub Jawa Timur
- 2 Korban Banjir dan Longsor di Sukabumi Belum Juga Ditemukan
- Banjir dan Longsor Sukabumi: 10 Warga Meninggal Dunia, Eros dan Oji Masih Dicari