Bu Tina Datang dari Kendari, Berikan Uang Rp 100 Juta Khusus Untuk Ayah Apriyani

Bu Tina Datang dari Kendari, Berikan Uang Rp 100 Juta Khusus Untuk Ayah Apriyani
Apriyani Rahayu (kanan) mencium medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan

Politikus Nasdem Sultra itu berharap prestasi Apriyani meningkat, mengingat usia Apri masih cukup muda, 23 tahun.

“Ini rezeki untuk Apriani dan orang tuanya yang sudah membawa harum nama bangsa Indonesia dan daerah (Konawe/Sultra) di pentas dunia. Mudah-mudahan kariernya terus ditingkatkan. Bukan cuma di Olimpiade saja, tetapi juga di kejuaraan dunia lainnya bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia,” kata Tina.

Mantan Ketua TP PKK Sultra itu tercengang mengetahui perjuangan Amiruddin dan mendiang Sitti Djauhar yang setia menemani putri bungsunya kala latihan maupun saat hendak mengikuti turnamen-turnamen bulu tangkis.

“Sejak usia tiga tahun, Apriyani mulai bermain bulu tangkis. Awalnya, raketnya dibuatkan dari kayu. Senar raketnya disambung-sambung. Luar biasa saya bayangkan cerita seperti itu. Seperti itulah perjuangan orang tua yang mengupayakan agar putrinya bisa bermain bulu tangkis untuk menyalurkan hobinya di waktu kecil,” kata Tina mengutip cerita yang dikisahkan Amiruddin.

Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan, Apriyani bukan nama baru di lingkungan keluarga besar Nur Alam.

Tina menjelaskan, Apriyani si gadis berdarah Tolaki itu sering berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung untuk menjadi partner main bulu tangkis mantan Gubernur Sultra dua periode, Nur Alam.

“Kebetulan memang suami saya dan Apriyani cukup dekat dan akrab. Bapak sering memanggil Apriyani untuk menemaninya bermain bulu tangkis di Lapas Sukamiskin,” kata Tina.

Dia mengaku menyaksikan laga final Apriyani Rahayu/Gresya Polii melawan ganda putri China.

Bu Tina mengaku suaminya sering memanggil Apriyani Rahayu untuk menemani main bulu tangkis di Lapas Sukamiskin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News