Buah Naga Serbu Australia, Petani Lokal Menjerit
Namun bagi Vuong Nguien yang selama ini menanam buah di luar musim normal, ketentuan impor tersebut jelas sangat merugikannya karena menghabiskan biaya produksi yang besar.
Dalam pernyataan kepada ABC Rural, Menteri Pertanian David Littleproud mengatakan perdagangan selalu dua arah.
"Australia adalah negara dengan 25 juta penduduk namun menghasilkan produksi makanan yang cukup untuk 75 juta penduduk. Petani kita jelas bergantung pada perdagangan," katanya.
"Jika kami tidak adil terhadap negara lain, maka risikonya kita akan dibalas oleh mereka, serta juga melanggar ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia," tambahnya.
Pelabelan negara asal
Photo: Petani lokal berharap adanya kewajiban pelabelan negara asal buah naga yang dijual di Australia. (ABC Rural: Lydia Burton)
Vuong juga mendesak diberlakukannya kewajiban pelabelan negara asal produk buah naga yang lebih ketat, sehingga memungkinkan konsumen lokal memilih buah lokal daripada buah impor.
Awal tahun ini, UU Pelabelan Negara Asal Produk Makanan mulai diberlakukan. Aturan ini menentukan makanan yang tak dikemas, seperti buah dan sayuran, harus dilabel.
Namun, Vuong menilai pelabelan belum jelas bagi konsumen dan seharusnya labelnya dipasang di setiap buah, bukan hanya di kardus produk tersebut.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata