Buang Saja Isu SARA ke Kali Ciliwung

Buang Saja Isu SARA ke Kali Ciliwung
Para kontestan pada pilkada DKI Jakarta. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) terus bergulir seiring kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Padahal, banyak kalangan menganggap isu SARA tak relevan dalam kontestasi pilkada.

Menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, penggunaan isu SARA jelas menodai Pancasila. ”Isu SARA yang dipompakan ke benak publik sudah tidak relevan dan harus segera dibuang ke Sungai Ciliwung," ujarnya di Jakarta, Senin (31/10).

Direktur eEksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menambahkan, saat ini yang dibutuhkan adalah gagasan untuk  membuat ibu kota lebih maju. Karena itu, katanya, para pasangan calon  gubernur harus menambah daya jelajah dan eksplorasi tentang keunggulan visi, misi, serta program dan prestasi yang sudah dilakukan untuk disajikan ke publik.

Staf pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menegaskan, adu ide jauh lebih penting ketimbang mengangkat persoalan SARA. "Saya kira adu gagasan dan program jauh lebih rasional  dan sangat efektif merebut magnet ektoral masyarakat dan menguasai ruang panggung opini publik dari pada berselancar dengan isu SARA," ujar Pangi.

Selain itu, Pangi juga mengimbau masyarakat menyaring seluruh informasi yang diterima dari berbagai sumber. Pasalnya, belum tentu informasi yang diterima valid ataupun sesuai kenyataan.

"Jadi istilahnya, harus memasang baju antipeluru.  Ketika pesan negatif ditembakkan, memantul kembali pada yang sudah mengembuskan isu tersebut," ujar pria yang akrab dipanggil Ipang ini.(gir/jpnn)


JAKARTA - Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) terus bergulir seiring kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Padahal, banyak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News