Buaya Bersiap Menerkam Cicak

Buaya Bersiap Menerkam Cicak
Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Chandra M Hamzah dan Bibid Samad Riyanto saat dilepas oleh Koalisi Cinta Indonesia Cinta Komisi Pemberantasan Korupsi (CICAK) di depan Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (15/9). Dua pimpinan KPK ini akan kembali diperiksa oleh Mabes Polri. Keduanya diperiksa terkait wewenang KPK dalam mencabut cekal terhadap tersangka kasus cessie Bank Bali, Djoko Tjandra, dan pemberian cekal terhadap tersangka kasus korupsi sistem keamanan radio terpadu di Departemen Kehutanan, Anggoro Widjojo.--RAKA DENNY/JAWAPOS
Desakan agar Presiden SBY segera turun tangan atas perseteruan antar lembaga hukum ini memang sudah santer disuarakan banyak pihak. Mantan Wakil Ketua KPK Ery Riyanan Hardjapamekas juga menyerukan hal serupa.  Camour tangan Presiden memang diharapkan sebagai bentuk campur tangan hukum. Tetapi, Presiden diharapkan bisa memilah, mengapa kepentingan oknum kecil itu dibiarkan begitu saja. Menurut Ery, penegakan hukum tetap harus dihargai."Tetapi, apabila dengan alasan yang diada-adakan, itu kan aneh."

Sebagai mantan KPK, Ery mengaku prihatin dengan kondisi ini.Dia mengungkapkan apabila benar ada penyalahgunaan kewenangan, hal terseut akan menjadi preseden buruk. "Kejaksaan dapat mempermasalahkan kewenangan pula nantinya," ujarnya. Sengketa itu harusnya bisa diselesaikan lewat Judicial Review.

    

Siang hari, di Mabes Polri,  Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Susno Duadji membantah isu keretakan hubungan antara Polri, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Susno yang mengenakan baju putih lengan panjang itu menjelaskan, di KPK terdapat personel dari Polri dan Kejaksaan Agung. Susno bahkan berjanji akan tampil paling depan jika ada pihak-pihak yang berusaha menghancurkan KPK. "Ini bukan lip services. Kalau ada yang menghacurkan KPK, kita [Polri] tampil paling depan khususnya saya,"katanya. Bahkan, Susno dengan lantang mengaku dirinya dulu ikut mendirikan lembaga KPK  itu. "Dulu saya mewakili Polri," ujarnya. (git/jpnn/aj)

JAKARTA- Isu adanya skenario "menghabisi" Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nampaknya bukan sekadar isapan jempol.Tanda-tanda pembenaran


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News