Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai

Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai
Buaya Masih Mengganas, Santri Dilarang ke Sungai
“Sudah ada tiga kejadian buaya makan manusia, tapi yang hebohnya di Desa Jaya Karet ini. Sebelumnya masyarakat tetap saja turun ke lanting untuk mandi dan cuci. Sekarang tidak terlihat lagi karena trauma dan takut menjadi mangsa buaya berikutnya,” jelasnya.

Mengenai informasi warga akan menggunakan jasa pawang untuk memanggil buaya pemangsa tersebut, Fauji tidak membantahnya. Hanya, saja pawang yang dimaksud itu tidak bisa hadir karena telah meninggal dunia. “Rencana keluarga korban akan menggunakan jasa pawang dari Tumbang Samba. Ternyata, pawang tersebut sudah lama meninggal dunia. Sekarang sudah ada penggantinya namun belum ada hasilnya,” ceritanya.

Sedangkan mengenai informasi yang beredar dimasyarakat bahwa apabila menemukan buaya pemangsa tersebut akan dibunuh beramai-ramai, Fauji mengaku bingung. Pasalnya, tidak mungkin bisa melarang masyarakat untuk membunuh binatang buas yang telah memakan manusia.

“Informasi yang saya dengar bahwa warga akan membunuh buaya pemangsa itu apabila menemukannya. Secara pribadi saya tidak bisa melarang karena yang bergerak itu warga. Saya mohon kepada aparat untuk ikut memantau situasi selanjutnya,” harapnya. (fin)

SAMPIT – Tewasnya Agus Riadi (12), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilal Muhtadin di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News