Bubur Ibadah
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Dewi asli Blitar –dari desa Ngadirejo. Ayahnyi tukang tambal ban di pinggir jalan. Lalu merantau ke Surabaya. Jadi sopir sebuah percetakan.
Dewi kecil ikut ke Surabaya. SD dan SMP di Surabaya. Sambil di pesantren, di daerah Kapas Krampung –Surabaya Timur jauh.
Ketika masuk SMA Dewi harus kembali ke Blitar. Cari SMA negeri di sana: SMAN 1 Blitar. Gratis. Ikut nenek di Ngadirejo. Gratis.
Dewi menjadi anak yang pandai. Juara kelas. Di kelas tiga dia dapat beasiswa dari Jepang.
Dewi tidak membayangkan bisa kuliah. Tetapi dia dapat tawaran kuliah gratis. Masih dapat beasiswa lagi. Yakni di D-3 akuntansi sebuah perguruan tinggi swasta.
"Perguruan tingginya tidak terkenal. Di Ketintang. Sekarang sudah bubar," ujar Dewi.
Dengan ijazah D-3 itu Dewi bisa dapat pekerjaan. Lalu menikah.
Setelah berumah tangga Dewi kuliah lagi. S1. Di IKIP PGRI Sidoarjo. Jurusan pendidikan Bahasa Inggris.
Wanita berjilbab ini lebih maju dari bisnis orang Tionghoa. Dewi Andarwati bercanda. Tetapi memang sukses. Punya karyawan 600 orang.
- Ramai #KaburAjaDulu, Furtasan Pastikan Beasiswa dan Anggaran Pendidikan Aman
- Madinah Kabur
- ASPEBINDO Nilai Pembatalan Konsesi Tambang untuk Kampus Sudah Tepat
- 4,7 Juta ASN Didorong Tingkatkan Pendidikan Melalui Beasiswa
- Tingkatkan Edukasi Kesuburan, Komunitas Menuju Dua Garis Gelar Fertility Bootcamp
- KIKT Dukung Pelestarian Warisan Budaya