Budayawan Merumuskan Strategi Merawat Negara Saat PDIP Berkongres

Budayawan Merumuskan Strategi Merawat Negara Saat PDIP Berkongres
Para budayawan menggelar diskusi kebudayaan untuk merumuskan strategi Merawat Negara dengan Jalan Kebudayaan di Grand Palace Hotel Sanur, Bali, Jumat (9/8). Foto: Ist

Sosiolog UGM Yogjakarta Dr Arie Sujito yang hadir sebagai narasumber dalam pertemuan itu menyinggung tentang politik electoral (pemilu) budaya menjadi terpinggirkan. Dulu, kata dia, para pendiri bangsa seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, dan lain-lain juga beradu argumen dan bertukar ide dengan keras untuk mencapai kemerdekaan. 

"Mereka menunjukkan budaya berdemokrasi dengan indah. Tidak ada yang merasa paling benar dan merendahkan antara satu kelompok atas kelompok lainnya. Semua terbingkai dalam keindonesiaan," katanya. 

Karena itu, kata Ari Sujito, masyarakat perlu terus menerus mendorong negara dalam memperbaiki kualitas demokrasi yang di dalamnya terdapat korelasi dengan keberagaman.

"Kebudayan-kebudayaan lokal mesti ditampilkan. Kebudayaan tidak sekadar tari-tarian, gending-gending dan sebagainya. Ada pesan moral baik di dalamnya. Ini mesti terus menerus dinarasikan dalam kehidupan keseharian," terang Ari. 

Budayawan asal Banyumas Bambang Brata Aji mengatakan, "masterpiece" kebudayaan Indonesia sudah dicetuskan saat sidang umum BPUPK pada 1 Juni 1945. Pancasila sebagai dasar negara yang di dalamnya mengandung keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika, sebagai dasar negara digali dari berbagai kelompok, suku, dan agama. "Ini sudah final. Tinggal kita rawat," katanya.(fri/jpnn)


Para budayawan berkumpul merumuskan strategi Merawat Negara dengan Jalan Kebudayaan.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News