Budi Indonesia 1
Pak Budi Santoso –bersama adiknya, Budi Iskandar– bisa membuat industri dalam negeri mampu bersaing melawan pabrik serupa milik asing di Indonesia. Bahkan mampu memenangkannya.
Di masa pandemi ini pun, Pak Budi masih aktif di kegiatan sosial. Menjelang sakit pun masih sehat. Masih ikut gerakan menanam pohon di sekitar stadion sepak bola Gelora Bung Tomo.
Setelah mengetahui salah satu pembantunya positif Covid seisi rumah melakukan tes. Budi Santoso positif.
Awalnya ia memutuskan untuk isolasi di rumah. Lalu dibawa ke RS Adi Husada. Namun, ICU-nya penuh. Sehari di sana, Pak Budi Santoso dipindah ke RS Darmo. Meninggal dunia.
Malam itu, keluarga mencari lokasi permakaman. Hanya ada di Keputih, khusus Covid. Maka keluarga memutuskan untuk mengkremasi.
Pun semua tempat kremasi di Surabaya penuh. Di carilah di mana yang ada. Di kota sekitar penuh. Di Malang, kota kelahiran, penuh. Akhirnya dapat di kota Kediri.
Malam itu juga jenazah dibawa ke Kediri, 120 Km dari Surabaya. Dikremasi di sana. Setelah pandemi kelak abunya akan dilarung ke laut oleh keluarga.
Pak Budi Santoso, bersama adiknya, Budi Iskandar, mampu mewarisi perusahaan permesinan dari ayah mereka. Bahkan mampu mengembangkan dan memodernisasikannya. Lihatlah pabrik penggilingan padi, hampir semua menggunakan produk Agrindo. Pun sampai traktor dan mesin panen. Diesel sampai pompa air.