Budi Waseso: Tidak Boleh Impor Pangan, Tetapi Ekspor

Selain harga beli gabah yang mahal, panen tahun lalu sedikit. Akibatnya, stok cadangan beras Bulog sangat minim.
Kali ini, Buwas menargetkan ekspor. Untuk itu, Bulog mendorong segenap jajarannya melakukan inovasi produk.
Dengan demikian, Indonesia bisa menghasilkan beras berkualitas yang mampu bersaing dengan produk negara-negara lain.
’’Saya berkoordinasi dengan menteri pertanian untuk menyerap dan memproduksi beras berkualitas. Kami membangun teknologi untuk meningkatkan kualitas beras,’’ paparnya.
Tanpa peningkatan kualitas, menurut Buwas, beras dalam negeri tidak akan bisa bersaing dengan produk mancanegara.
Selain kualitas, tantangan lain adalah regulasi. Assyifa Szami Ilman, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), mengatakan bahwa wacana ekspor beras medium bisa bertabrakan dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 1 Tahun 2018.
’’Saat ini, ekspor beras medium belum boleh. Hanya beras premium atau khusus yang boleh diekspor,’’ terangnya.
Untuk mengekspor beras, lanjut Ilman, Indonesia perlu menyesuaikan kualitas produknya dengan kebutuhan pasar internasional.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, stok beras saat ini lebih dari cukup. Ketersediaannya lebih dari dua juta ton.
- Sepulang dari Yordania, Mentan Langsung Sidak Bulog & Pupuk Indonesia, Alhamdulillah
- Bulog Mojokerto Catat Prestasi Gemilang dalam Serapan Gabah dan Beras
- Bulog Mojokerto Catat Serapan Gabah & Beras Tertinggi se-Jatim, Kodim 0815 Beri Apresiasi
- Tembus 1 Juta Ton, Bulog Tetap Optimalisasi Penyerapan Panen Raya 2025
- Amankan Serapan Gabah Pada Panen Raya, Bulog Lakukan Sewa Gudang
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan