Buffon Butuh Dukungan Mantan
jpnn.com - PROBLEM non teknis yang dihadapi Italia tak hanya soal ejekan berbau rasialis yang ditujukan kepada bomber Mario Balotelli.
Tapi, salah satu pilar utama Italia, Gianluigi Buffon juga harus bercerai dengan istrinya, Alena Seredova. Kabar retaknya rumah tangga kiper timnas Italia itu memang sudah tersiar sejak lama. Yakni, sejak Buffon menjalin hubungan rahasia dengan presenter cantik Illaria D'Amico.
Tapi, baru kemarin tersiar kabar resmi kalau Buffon sudah berpisah dengan Seredova. Yakni setelah Buffon melakukan wawancara dengan Sky TV dan mengakui kalau dia sudah berpisah dengan mantan Miss Ceko tersebut.
Menanggapi kabar perceraian ini pelatih timnas Italia Cesare Prandelli tetap bersikap tenang. Dia yakin masalah tersebut tak akan mengganggu performa Buffon di Brasil.
"Ini berita mengejutkan. Saya ikut prihatin karena perceraian selalu membawa kesedihan, kata Prandelli kepada Daily Mail. Tapi, saya yakin Buffon punya mental yang kuat. Dia pasti siap untuk tampil di Piala Dunia," ujarnya.
Buffon sendiri berharap Seredova tetap memberikan dukungan buatnya di Brasil. Dia juga berterima kasih karena perempuan yang dinikahinya tiga tahun lalu tak mengumbar masalah perceraian mereka ke media.
Yang menarik, meskipun sudah berpisah, Seredova tetap datang dan ikut dalam perayaan pesta juara Juventus di Juventus Stadium akhir pekan lalu. Seredova datang membawa kedua anaknya hasil pernikahannya dengan Buffon.
"Saya berterima kasih atas tindakan itu dan berharap dia juga datang ke Brasil. Kami punya janji untuk membesarkan kedua anak kami dalam lingkungan yang tenteram. Tak masalah jika kami harus berpisah," ungkap Buffon.
Buffon yang kini berusia 36 tahun, tak yakin bisa kembali menjadi kiper utama Italia di Piala Dunia 2018. Karena itu, dia berharap bisa meraih hasil maksimal di Brasil. Pemilik 139 caps itu juga senang karena Italia tak masuk daftar unggulan utama.
"Italia jelas tidak akan berada di barisan utama tim unggulan, tapi di barisan kedua. Itu karena dalam dua dua turnamen terakhir kami hanya meraih dua medali, perak di Euro (2012) dan dan perunggu di Piala Konfederasi," bebernya.
"Kami tahu untuk memenangkan Piala Dunia anda harus mengeliminasi tim-tim lain seperti Spanyol, Brasil, Argentina, dan Jerman. Untuk melakukan itu sangat rumit," timpalnya. (bas)
PROBLEM non teknis yang dihadapi Italia tak hanya soal ejekan berbau rasialis yang ditujukan kepada bomber Mario Balotelli. Tapi, salah satu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Diikuti 20 Tim, Babak Grand Finale Meet the World SKF Siap Digelar di Jakarta
- Pj Gubernur Apresiasi Dampak Positif Aquabike World Championship bagi Sumut
- FIBA Asia Cup 2025: Timnas Basket Putra Cari Peluang Kemenangan Melawan Korea
- Begini Langkah Pordasi Menatap Olimpiade LA 2028, Siapkan Program Kesejahteraan Hewan
- Kekuatan Borneo FC di Mata Adam Alis, Pesaing Kuat Liga 1
- Adam Alis Mengaku Betah di Persib, Berharap Dipermanenkan