Buka Peluang Intervensi Penguasa, UU Polri Digugat ke MK

Buka Peluang Intervensi Penguasa, UU Polri Digugat ke MK
Buka Peluang Intervensi Penguasa, UU Polri Digugat ke MK
JAKARTA -  Tiga praktisi hukum yakni Andi M Asrun, Dorel Almir dan Merlina mengajukan uji materi (judicial review) Pasal 8 dan 11 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka menilai ketentuan di UU Polri itu membuka peluang bagi eksekutif untuk mengintervensi penyidik Polri.

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dipersoalkan itu menyebutkan, Kepolisian Negara Republik Indonesia berada di bawah presiden, sementara pasal 11 tentang pengangkatan dan pemberhentian Kapolri oleh Presiden. Menurut para pemohon, ketentuan itu bertentangan dengan UUD 1945 karena tidak ada satupun pasal di kontsitusi negara yang memberikan dasar hukum bahwa Kepolisian harus di bawah Presiden langsung.

"Penempatan polisi di bawah presiden itu inkonstitusionl. Historisnya tidak ada (dari zaman Hindia Belanda sampai Orde Baru tidak ada polisi di bawah presiden)," kata Andi Asrun usai memasukan gugatan ke MK, Rabu (14/9).

Menurutnya, kinerja Polri akan lebih baik bila berada di bawah Departemen Pertahanan. Sebab, Kinerja polisi akan terlihat dari pola kerjanya. "Kami menilai polisi seharusnya di bawah Dephan (Departemen Pertahanan)," tambah Asrun.

JAKARTA -  Tiga praktisi hukum yakni Andi M Asrun, Dorel Almir dan Merlina mengajukan uji materi (judicial review) Pasal 8 dan 11 Undang-Undang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News