Buka Pertemuan Kerja Sama Indo-Pasifik, Pak JK: Laut Menyatukan Kita
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya pentingnya konektivitas termasuk dalam hal infrastruktur yang memberi manfaat bersama khususnya di kawasan Indo-Pasifik.
Pak JK mengungkap hal tersebut saat membuka pertemuan High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation (HLD-IPC) di Jakarta, Selasa (20/3) lalu.
“Arsitektur regional yang kondusif menjadi sangat penting, untuk mewadahi ditumbuhkannya sikap saling percaya dan mendorong semangat kerja sama,” ungkapnya seperti dikutip dari laman Kemlu.
Hal tersebut melatari diselenggarakannya pertemuan HLD-IPC, guna mewujudkan sinergi yang konkret dalam interaksi antarnegara di kawasan Indo-Pasifik.
Sejumlah bidang menjadi poros utama kerja sama seperti kemaritiman, infrastruktur, dan pembangunan berkelanjutan untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) bagi kesejahteraan di kawasan. “Laut adalah sumber kesejahteraan. Laut menyatukan kita,” ucap JK.
Beberapa kerja sama konkret yang bisa dilakukan antara lain adalah pembentukan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, kerja sama penanggulangan perompak, serta penanganan sampah laut dan mitigasi bencana alam.
Forum HLD-IPC merupakan forum pertama bagi ke-18 negara untuk mendiskusikan konsep Indo-Pasifik. Menlu Retno Marsudi menyampaikan, seluruh negara yang hadir secara khusus mengapresiasi inisiatif Indonesia pada forum ini.
Tak hanya itu, peserta juga menyebut forum ini sangat bermanfaat dalam menemukan common ground bagi Indo-Pasifik yang damai, aman, dan sejahtera bagi rakyat. (*/adk/jpnn)
Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation di Jakarta.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lemhannas & Kemenlu Bersinergi Perkuat Ketahanan Nasional Melalui Kajian Geopolitik
- Bisnis Plasma Darah di PMI Dipertanyakan
- Dualisme di Tubuh PMI, Andi Rusni: Organisasi Lebih Besar dari Individu
- Aqua dan DMI Teken MoU Tingkatkan Kemitraan Strategis
- Tafsir Iqra
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri