Bukan di Monas, Tapi Di Citangkolo
Oleh: Muhammad Sulton Fatoni (Ketua PBNU)
Senin, 04 Maret 2019 – 23:23 WIB
Maka keputusan para kiai di Citangkolo tentang ‘kafir’ ini merupakan upaya menyelesaikan problem kebangsaan dan kenegaraan yang muncul karena realitas sosial masyarakat yang masih terganggu saat akan beragama dengan bebas, tenang dan damai.
Perlu disadari bahwa kekuatan yang menghambat lahirnya kebebasan itu bukan hanya dari sifat dasar manusia melainkan juga dari faktor eksternal dan historis (Pierre Spoerri, 1997). Karena itu para kiai berkumpul itu untuk memastikan bahwa NU hadir di setiap problem kemasyarakatan untuk memberikan solusi penyelesaiannya perspektif keislaman.(jpnn)
Ribuan kiai berkumpul di Citangkolo itu untuk menuntaskan beberapa problem kemasyarakatan dan kenegaraan, yang tidak jarang meliputi berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, politik, misalnya soal pendidikan, kesehatan, sampah plastik dan lainnya.
Redaktur & Reporter : Friederich
BERITA TERKAIT
- Pemuda Kristen Jakarta Kecam Pernyataan Bermotif SARA Menteri Maruarar Sirait
- Warga Non-Muslim Ikut Berpuasa di Bulan Ramadan Sebagai Bentuk Solidaritas Untuk Palestina
- Hotman Paris Soroti Pria Nonmuslim Ikut Salat Id di Ponpes Al Zaytun, Begini Katanya
- Inilah Nonmuslim di Saf Paling Depan saat Salat Idulfitri di Pesantren Al Zaytun
- Viral, Pria Berjubah Merebut Mikrofon Masjid, Berteriak Ingin Perangi Orang Kafir
- Luhut hingga Sigit Layak Menjadi Kandidat Cawapres Mewakili Figur Nonmuslim