Bukan Generasi TV, Sekarang Anak-anak Lebih Suka Belajar Online
Makanya popularitas TVRI turun karena masyarakat susah menangkap gambarnya dan lebih memilih TV kabel. Ini yang harus dievaluasi pemeintah.
"Katanya kita punya tol langit, satelit yang harusnya membuat kualitas TVRI bagus dan internet di semua daerah murah serta bagus. Ini sekarang diuji kampanye saat pilpres punya tol langit manfaatnya di mana," cetusnya.
Indra menambahkan, seharusnya kementerian sudah punya data. Dari sekian anak PAUD, SD, SMP, SMA SMK bahkan kuliah, berapa yang sebulan ini benar-benar belajar daring. Mau pakai platform pendidikan apapun tetapi datanya ada sehingga bisa dievaluasi apa kendala selama pembelajaran daring.
Kemudian dibuat langkah strategis supaya anak-anak tidak terabaikan. Sebab, problemnya tidak akan terasa sekarang, tetapi 10-20 tahun ke depan saat mereka menjadi penerus karena selama ini mendapatkan pendidikan tidak baik.
"Kalau kajian pemerintah gurunya tidak mampu dan perlu dibekali, ya segera dibuat pelatihan online untuk menyiapkan guru ini siap termasuk lewat TVRI. Ortu juga perlu diberikan panduan. Ambilah orang-orang pintar di Kemendikbud untuk membuat panduan. Pertanyaannya, mampu tidak membuat panduan pembelajaran daring. Itu yang akan kita lihat," pungkasnya. (esy/jpnn)
Riset dari Global Web Index selama pandemi merilis data anak-anak usia SMA dan kuliah hanya 20 persen yang lihat TV dan memilih belajar online.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Senin, Siswa SD dan SMP di Palembang Belajar Secara Daring
- Kabut Asap Karhutla Bikin Kualitas Udara tidak Sehat, Pemkot Pontianak Terapkan Belajar Online
- Studev, Belajar IELTS Online Lebih Murah dan Efisien
- Sinotif Usung Belajar Online Rasa Tatap Muka
- Adopsi Teknologi Digital di Bidang Pendidikan Tingkatkan Efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar
- Kemenkominfo dan Siber Kreasi Ajarkan Sukses Belajar Online ke Pelajar SMP di Gowa