Bukan Hal Baru, Blusukan Jokowi Mirip Turba Soeharto

jpnn.com - JAKARTA - Anggota dewan penasehat tim kampanye nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marzuki Alie menilai gaya blusukan yang kerap diperkenalkan Joko Widodo (Jokowi) bukanlah hal baru. Menurutnya, gaya seperti itu sudah ada sejak zaman Presiden Soeharto. Namun saat itu, Soeharto mengistilahkan dengan turun ke bawah atau turba.
"Blusukan juga istilah. Zaman Soeharto itu istilahnya Turba, turun ke bawah. What's the name? Itu cuma ubah istilah," kata Marzuki di Gedung DPR RI, Jumat (6/6).
Politikus Partai Demokrat (PD) yang juga Ketua DPR RI itu juga menanggapi sindiran yang belakangan kerap dilancarkan Jokowi terhadap Prabowo saat berkampanye merupakan bentuk kepanikan capres yang akrab disapa Jokowi itu. Menurut Marzuki, Prabowo justru tampil lebih meyakinkan karena memang siap secara gagasan dan mental.
"Prabowo punya modal kuat untuk sampaikan gagasan. Apa saja Prabowo siap, tidak perlu kritisi gimana orang kampanye. Dia apresiasi dan memuji, Jokowi disebut anak bangsa. Kalau saya lihat (Jokowi) tanda kutip ada kepanikan," ujar Marzuki.
Namun demikian, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu tidak mempersoalkan kebiasaan Jokowi yang kerap melontarkan kalimat-kalimat sindiran saat berkampanye. Sebab, hal itu justru mengkonfirmasi ketidakpercayaan diri Jokowi sendiri.
"Biarin aja. Kalau sudah mulai ragu dengan kemampuannya, dia (Jokowi) mulai serang orang. Kalau dia yakin dengan dirinya, dia harusnya menyatakan gagasannya soal politik ekonomi, sosial dan budaya," ujarnya terkesan menantang Jokowi. (fat/jpnn)
JAKARTA - Anggota dewan penasehat tim kampanye nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marzuki Alie menilai gaya blusukan yang kerap diperkenalkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mantan Komisioner KPK Duga Ada Aktor Lain di Balik Mafia Peradilan Suap Rp 60 Miliar
- Museum of Toys dan RMHC Galang Dana Pembangunan Rumah Singgah Anak Berpenyakit Kronis
- Setelah Heboh Pengadil Terjerat Kasus Suap, MA Rombak Posisi 199 Hakim
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- Banjir di Barito Utara Meluas, 60 Ribu Warga Terdampak
- KPK Akan Periksa La Nyalla Terkait Kasus Dana Hibah Jawa Timur Setelah Penggeledahan