Bukan Hanya Virus Corona, Indonesia juga Dihantui Wabah Demam Berdarah
Menurut Nabil, beberapa negara di Eropa seperti Jerman, Prancis dan Inggris, sudah mulai melarang warganya mengadakan acara atau perkumpulan dalam jumlah besar.
Beberapa institusi dan perusahaan juga sudah bersiap untuk sistem kerja online atau dari rumah, guna mengurangi kemungkinan persebaran virus.
"Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan kebijakan ini, dengan secepatnya mengatur institusi dan lembaga-lembaga pemerintah untuk bersiap jika sewaktu-waktu tren virus corona meningkat drastis," ujarnya.
Lebih lanjut Nabil menuturkan pemerintah juga harus waspada dengan meningkatnya kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Jangan sampai, sibuk mengurus Covid-19, tetapi melupakan bahaya nyata tren meningkatnya kasus DBD," tegasnya.
Dia menjelaskan data terakhir menunjukkan lebih 16 ribu kasus demam berdarah yang terjadi dari Januari-Maret 2020 ini, dengan jumlah korban meninggal sekitar 100 pasien.
Kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan jumlah 1.195 per 10 Maret 2020. Korban meninggal dunia 14 orang.
"Di antara penyebabnya selain kurangnya program berkelanjutan, juga minimnya prasarana obat-obatan untuk menangani pasien," ungkap Nabil.
Data terakhir menunjukkan lebih 16 ribu kasus demam berdarah yang terjadi dari Januari-Maret 2020
- 1.243 Orang Positif Demah Berdarah di Sumenep
- Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Kasus DBD Tembus 88 Ribu, Lestari Moerdijat: Efektivitas Pencegahan Harus Ditingkatkan