Bukan Karena Curah Hujan Tinggi, Ini Penyebab Banjir di Jakarta

Bukan Karena Curah Hujan Tinggi, Ini Penyebab Banjir di Jakarta
Seorang warga menggendong anaknya di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Jumat (13/12/2024). ANTARA FOTO/Fauzan

Namun, menurut dia, banjir rob biasanya berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat pasang.

Untuk mengatasinya, Dinas SDA DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut, bahkan saat air tidak mampu mengalir secara gravitasi.

Menurut Ika, kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama.

Karena itu Dinas SDA mengoptimalkan operasional pompa permanen (stasioner) maupun bergerak untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar.

Sementara itu, langkah jangka panjang yang dilakukan menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer (km).

Ini merupakan program sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang laut terjadi.

Selain itu, dibangun pula sistem polder pengendali rob yang dilengkapi bendung karet untuk menahan air laut supaya tidak melimpas kembali ke daratan.

Upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) juga terus digaungkan.

"Salah satunya dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui Zona Bebas Air Tanah yang akan diperluas wilayahnya," katanya. (Antara/jpnn)


Pemprov DKI Jakarta mengatakan banjir di pesisir Jakarta bukan karena curah hujan tinggi, tetapi karena hal ini.


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News