Bukan Makan Pisang Bakubak
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 00:20 WIB
Rasanya tak ada satu larangan apapun yang tak membolehkan pembagian buku-buku tersebut. Apalagi distribusi buku-buku itu tak sampai mengganggu jalannya upacara kenegaraan. Oke-oke sajalah.
Pula sebuah buku yang berisi informasi, selalu saja ada nilainya. Bukupun merupakan “jendela” melihat dunia. Karena itu, kita tak setuju jika ada yang melarang-larang buku, apalagi membakarnya. Adapun tentang politik pencitraan yang banyak dikritik, berlebihan juga. Toh, masyarakat cukup cerdas untuk membacanya, dan alangkah naif jika gara-gara buku-buku tersebut citra keluarga serta-merta melambung ke angkasa.
Kira-kira dianggap sebagai “pemanasan” menyongsong Pemilu 2014 yang masih jauh? Entahlah. Namun buku pastilah positif adanya. Termasuk buku yang mengkritik, seperti “Gurita dari Cikeas” dan “Pak Beye dan Istananya.” Anda boleh setuju boleh tidak. Jika tak senang, balaslah dengan buku. Bukan dengan provokasi politik.
***
Kisah keluarga SBY masih berlanjut ketika politikus Demokrat Ruhut Sitompul melambungkan isu amandemen UUD 1945, khususnya tentang pasal masa jabatan seorang presiden. Mantan artis sinetron ini mengusulkan agar ketentuan masa jabatan presiden yang hanya dua priode diubah menjadi tiga priode.