Bukan Makan Pisang Bakubak
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 00:20 WIB
Lagi-lagi jagat politik riuh rendah. Seakan-akan SBY berkehendak menjadi presiden lagu untuk prioide ketiga, 2014-2019. Namun mendadak sontak isu itu kehilangan sayapnya. SBY dengan spontan membantahnya. Tak hanya untuk dirinya, bahkan juga tidak untuk keluarganya, baik istri maupun putranya yang sudah terjun di panggung politik.
Tapi saya kira tak ada satu larangan pun yang mencegah keluarga SBY maju menjadi calon presiden. Semua orang sama di mata hukum. Juga di hadapan demokrasi dan regulasi politik. Jika rakyat pemilih berkenan, mengapa tidak?
Demokrasi itu seperti memakai sepatu. Rakyatlah yang tahu persis sepatu seperti apa yang cocok dan enak di kakinya. Rakyatlah yang berhak menentukan siapa presiden yang dikehendakinya. Bukan para pakar politik dan tokoh masyarakat. Bahwa masyarakat dianggap belum “cerdas” dalam memilih pemimpinnya, memang begitulah adanya. Maklum, berbagai factor saling menyumbang. Misalnya, antara mesin politik pencitraan para kandidat dan money politics “terselubung.”
Dengan tingkat kehidupan social ekonomi yang secara umum belum memadai, orang memang lebih cenderung bersikap pragmatis. Tak heran jika banyak kekecewaan terhadap hasil Pilkada di seantero daerah. Inilah hasil kolektif anak bangsa. Semua juga bersalah. Tak sesiapa yang berhak menyalahkan siapa.