Bukan Makan Pisang Bakubak
Sabtu, 21 Agustus 2010 – 00:20 WIB
Jika demikian apa gunanya Pemilu? Apapun hasilnya, walau masih mengecewakan, bangsa ini harus menjalaninya. Yang dianggap bermutu itu memang berlaku periodik. Bukan “kualitas” yang sebenarnya, karena yang ideal itu ada di masa depan yang butuh pergumulan, dan bukan dalam istilah orang Minang, “makan pisang bakubak” sekali kupas terus jadi. (***)
SAYA teringat kisah seorang ayah dan putranya. Tatkala si ayah menaiki keledai dan anaknya berjalan mengikutinya, kalangan man on the street mencibir.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi