Bukan Mane
Oleh Dahlan Iskan
Khotbahnya terdengar dari halaman. Ada pengeras suara. Yang dipasang di luar masjid.
Baru sekali ini saya melihat --di dunia Barat. Masjid boleh pasang pengeras suara di luar. Yang suara khotbah dan azannya terdengar nyaring di perumahan sebelah.
Saya ikut duduk bersila di atas karpet di halaman itu. Saya tidak berani ganggu kanan-kiri saya --bisa mengganggu keseriusan mereka mendengarkan khotbah. Yang hari itu topiknya mengenai LGBT.
Padahal saya ingin sekali bertanya: apakah Sadio Mane sudah datang? Apakah Mo Salah juga salat Jumat di masjid ini?
Mungkin Mane sudah di dalam. Di lantai 1. Di barisan depan.
Saya kembali melongok ke dalam masjid. Siapa tahu bisa melihat kepala Mane. Yang rambutnya khas itu --diwarnai kuning membentuk garis.
Saya memotret sesapuan. Tidak ada kepala Mane di foto itu.
Lalu saya balik bersama 'jamaah telat' di halaman.