Bukan One Man Show
Jumat, 14 Mei 2010 – 05:06 WIB
Nah, ini dia! Ternyata bukan semata karena Alan, tetapi karena elite AS matang berdemokrasi. Menghormati pemisahan kekuasaan ala Trias Politika. Selain legislatif, eksekutif dan judikatif, AS menambahnya dengan bank sentral. Tak ada intervensi, kolusi dan konspirasi yang bisa menggumpal menjadi absolutisme kekuasaan yang monolite dan korup.
Baca Juga:
Hukum tampil meluruskan jika terjadi abused of power. Tanpa tebang pilih. Ini yang membuat investor menanam duitnya di AS. Mereka percaya tidak akan ada korupsi, KKN, atau menyalahgunakan kekuasaan. Hukum berfungsi imparsial dan independen. Padahal, Greenspan hanya memberi suku bunga 2% sejak 2001, dan turun hingga 1% pada 2003.
Sesungguhnya, trias Politika juga ada di Indonesia. Tapi, astaga, abused of power terjadi di lembaga peradilan, kepolisian, kejaksaan, DPR dan eksekutif di pusat dan daerah. Bahkan, di Ditjen Pajak yang langsung di bawah Kementerian Keuangan Sri Mulyani.
Misalkan, Presiden Yudhoyono mengundang Alan Greenspan menjadi Menteri Keuangan, ia tidak akan sukses, jikalau mental kolektif elite RI masih banyak yang feodal, dinastik, despotik, dan tidak punya sportivitas.