Bukan Pembakaran Al-Qur'an atau Islamofobia, Ini Alasan Erdogan Jegal Swedia di NATO
jpnn.com, ANKARA - Aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia bukan alasan Turki menentang keinginan negara Skandinavia itu bergabung dengan NATO.
Meski mengecam tindakan biadab tersebut, Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa alasan Turki menghalangi permohonan tersebut adalah sikap Swedia yang melindungi musuh-musuh politik Ankara.
Swedia dan Finlandia membuang kebijakan non-blok militer dan melamar jadi anggota NATO beberapa bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Permohonan keanggotaan harus disetujui oleh semua anggota NATO, tetapi Turki dan Hungaria belum menyetujui tawaran Swedia.
Turki telah berulang kali mengatakan bahwa Swedia perlu mengambil langkah tambahan terhadap pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan simpatisan kelompok yang dituduh sebagai dalang kudeta 2016.
Rezim Erdogan memperlakukan kedua kelompok itu sebagai organisasi teroris.
Turki mengharapkan Swedia berhenti melindungi anggota kedua kelompok, kata Erdogan dalam pidatonya setelah rapat kabinet di Ankara, Senin (3/4).
"Setiap orang harus mengakui bahwa mereka tidak dapat menjalin persahabatan dengan Turki dengan membiarkan teroris berdemonstrasi di lapangan paling sentral di kota mereka," katanya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah penghalang terbesar rencana Swedia bergabung dengan NATO. Ada kaitannya dengan pembakaran Al-Qur'an?
- Mengenang Fethullah Gülen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia
- Eropa Memanas! Finlandia & Swedia Dukung Ukraina Menginvasi Rusia
- Siap Mendunia! Bank Mandiri Resmi Memperluas Akses Livin’ di Turki
- Erdogan Ucapkan Selamat kepada Presiden Aljazair yang Berhasil Pertahankan Kekuasaan
- Tren Transplantasi Rambut Atasi Masalah Kebotakan Mulai Diminati di Indonesia
- Instagram Akhirnya Bisa Diakses Masyarakat Turki