Bukan Polisi Lambat, Tapi Kasus Novel Memang Sulit Diungkap

jpnn.com, JAKARTA - Kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sampai sekarang belum menemui titik terang. Meski polisi sempat memeriksa dua orang pria bernama Mukhlis dan Hasan, namun ternyata hal itu belum mebgarah pada pelaku penyiraman.
Advokat senior yang juga anggota Komisi III DPR Henry Yosodiningrat menilai pengungkapan kasus Novel memang tidak bisa dilakukan secara cepat. Sebab, upaya untuk mengungkapnya memang bukan hal mudah.
"Saya tidak mengatakan pengungkapan kasus ini lambat. Karena dalam penyelidikan atau dalam mengungkap siapa pelakunya bukan persoalan muda," kata dia, Minggu (23/4).
Henry justru menilai Polri sudah bekerja profesional. Sebab, upaya mengungkap kasus penyiraman air keras ke Novel bukan sekadar untuk mencari pelakunya, tetapi juga menelusuri otak di baliknya.
"Dalam kasus ini bukan hanya mengungkap siapa pelaku, tapi harus digali lebih jauh, siapa the man behind the scene. Siapa intellectual dader, pelaku yang tidak melakukan perbuatan tapi dia yang mengatur," ucapnya.
Bahkan kata dia, bila polisi hanya mengungkap pelakunya saja, tentu tidak akan menjawab persoalan. Karenanya, dia tetap mengapresiasi kinerja polisi dalam mengungkap kasus Novel Baswedan.
“Saya tetap mengapresiasi keberhasilan Polri yang sedang mengidentifikasi kasus ini,” kata anggota Komisi II DPR ini.
Terkait dua orang yang diduga pelaku, Henry punya pandangan lain. “Manusia termasuk polisi adalah makhluk yang tidak sempurna. Jika salah (tidak terbukti), keduanya harus segera dilepas. Direhabilitasi namanya,” sambungnya.(elf/JPG)
Kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sampai sekarang belum menemui titik terang. Meski
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Seusai Mengakhiri Jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita dan Suami Langsung Ditahan KPK