Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir

Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir
Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir
Ketika giliran saya minum, saya mengambil setengah gelas, pikir saya, ini kan hanya simbolis. Tetapi buru-buru Dahlan Iskan berteriak, “Kurang…kurang! Penuhi..harus penuh!” Maka, gelas saya pun ditarik, dan dimasukkan air satu gelas penuh. Saya minum! Saya masih menutup mata, saat minum air banjir itu. Pak Menteri pun bertanya, mengapa harus menutup mata? Saya tahu, beliau sudah tahu jawabannya, tetap tetap saja ditanyakan.

Jujur, sebetulkan saya “luar biasa” takut, minum air banjir itu meskipun sudah disaring dengan alat yang bernama IGW Emergency Pump ini. IGW adalah singkatan dari nama sang penciptanya, I Gede Wenten. Maklum, perut saya bukan tipe perut Mapala, atau pencinta alam yang acceptable dengan makanan dan minuman apapun. Perut saya itu tergolong manja, bahkan mungkin lebih kemayu dari Syahrini.

Lagi pula, ingat asal muasal air itu, dari air hujan, dari air banjir, yang diambil dari jalanan, yang warganya cokelat, pasti kotor dan tidak sehat. Saya membayangkan, dua jam setelah itu pasti perut mulai berkokok? Perut pasti seperti ada yang sedang makan kerupuk, kriuk-kriuk? Tetapi, sampai pukul 20.00 WIB tadi malam, ketakutan saya itu tidak terbukti.

Saya masih sehat, oke-oke saja, tidak sekit perut, tidak mual-mual, apalagi muntah-muntah. Karena itu, saya harus meyakinkan kepada warga yang terkena musibah banjir dan sudah menerima alat IGW yang dibagikan Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama direksi Bank Mandiri kemarin, jangan ragu, aman, simple, dan sangat membantu.

“Mana Don? Ngumpet kemana dia? Cari sampai ketemu, di mana Don?” begitu suara keras Menteri BUMN Dahlan Iskan, mencari-cari saya di kompleks

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News