Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir

Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir
Bukan Sulap Bukan Sihir, Minum Air Banjir
Bukan sulap, bukan sihir, alat penjernih air itu bisa mengubah air bajir yang keruh dan kotor menjadi air minum yang layak dikonsumsi, termasuk oleh orang yang perutnya tergolong “tipis.”  Teknologi alat ini menggunakan sistem ultrafiltrasi yang mampu menyisihkan berbagai kontaminan seperti kekeruhan, koloid, zat organik, bakteri, dan bahkan virus. Alat ini menggunakan membran hollow fiber ultrafiltrasi tipe U, di mana seluruh air input (kotor) 'dipaksa' melewati membran secara kontinyu dan keluar sebagai air bersih berkualitas.

Gaya dorong proses filtrasi pada penemuan ini berlangsung melalui bantuan pompa tangan yang ringan, dan mudah pengoperasiannya.

Sama sekali tidak menggunakan arus listrik. Sehingga pada saat hujan, banjir, listrik mati, alat ini masih bisa dijadikan modal untuk survival. Ukurannya juga relatif kecil, mudah diboyong ke mana-mana, hanya sebesar pralon atau saluran air.

Bantuan alat seperti ini, sangat bermakna bagi warga yang kesulitan air bersih. Di setiap bencana alam, air bersih adalah problem paling serius dan paling vital. Biasanya, penyumbang sembako, makanan, obat-obatan, selimut, pakaian pantas pakai, itu bisa bertumpuk-tumpuk. Tetapi, jarang ada yang memikirkan soal air bersih. Padahal, tanpa air bersih, tumpukan makanan itu tidak bisa diapa-apakan, hanya menjadi bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan yang belum bisa dikonsumsi secara langsung.

“Mana Don? Ngumpet kemana dia? Cari sampai ketemu, di mana Don?” begitu suara keras Menteri BUMN Dahlan Iskan, mencari-cari saya di kompleks

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News