Bukit Jalil Masih Adem Ayem

Bukit Jalil Masih Adem Ayem
Tim Jawa Pos, fotografer Hendra Eka (kiri) dan wartawan Ali Mahrus di salah satu sudut Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur Malaysia, jelang final AFF Suzuki Cup 2010. Jawa Pos menjadi awak media cetak pertama yang tiba di sana. 22 Desember 2010. FOTO : JAWA POS PHOTO
KUALA LUMPUR - Suasana di Kuala Lumpur menjelang laga final Piala AFF 2010 sangat kontras dengan Jakarta. Jika suasana di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, sangat bergairah menyambut final Piala AFF, pemandangan di Stadion Bukit Jalil sebaliknya, masih lengang.

Saat ini suasana di sekitar SUGBK tak ubahnya pasar tiban. Banyak penjual pernik-pernik timnas Indonesia. Misalnya, kaus, slayer, topi, dan lain-lain. Banyak pula calon penonton yang mencari informasi tentang tiket pertandingan.

Nah, di sekitar Stadion Bukit Jalil, tidak ada satu pun penjual pernik-pernik timnas Malaysia. Ketika Jawa Pos mendatangi stadion yang mulai dioperasikan pada 1998 tersebut kemarin sore (22/12), tidak ada spanduk atau baliho Piala AFF 2010.

Padahal, 15 Desember lalu Stadion Bukit Jalil digunakan untuk menghelat leg pertama semifinal Piala AFF 2010 melawan Vietnam. "Wah, Anda dari Indonesia. Semangat sekali tampaknya orang-orang Indonesia. Di sini suasananya masih sepi seperti ini," kata Mohammad Anwar, staf manajemen Stadion Bukit Jalil, yang kemarin menemani Jawa Pos mengambil gambar dari dalam stadion.

KUALA LUMPUR - Suasana di Kuala Lumpur menjelang laga final Piala AFF 2010 sangat kontras dengan Jakarta. Jika suasana di sekitar Stadion Utama Gelora

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News