Bukit Wangbuliao

Oleh: Dahlan Iskan

Bukit Wangbuliao
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Keluarga Teguh jatuh miskin semiskin-miskinnya.

"Sebenarnya ibu saya lebih bisa dagang, tetapi ayah saya keras. Mama harus hanya di rumah untuk jaga anak-anak," ujar Teguh.

"Mama adalah ibu yang tunduk pada suami," tambahnya.

Sejak itu sang ayah tidak mau bekerja apa pun. Anaknya sembilan orang.

Teguh iba melihat mamanya. Dia berhenti sekolah. Jadi kernet truk yang angkut dagangan hasil bumi.

Dari angkutan hasil bumi ini Teguh dapat uang dan ilmu baru: ada tanaman yang bisa dibuat cincau.

Dia belajar merebus daun cincau untuk bahan minuman segar. Dia beli sendiri daun itu, dia rebus bersama ibunya, jadilah cincau warna hitam itu.

Lalu beli es batu. Jadilah minuman cincau. Dia jualan itu.

Saya justru tertarik dengan latar belakang pemilik rumah ini: dia kini pemilik pabrik tepung ikan terbesar di Indonesia. Segala macam ikan tidak laku ditampung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News