Bukti-bukti Kekerasan Aparat Saat Unjuk Rasa Omnibus Law Cipta Kerja
Ketika berangkat menuju lokasi demonstrasi Omnibus Law, Edo*, seorang relawan medis asal Bandung tidak mengira situasinya akan menjadi "sangat kacau".
"Begitu gelap, kebrutalan aparat penegak hukum ini mulai," kata Edo.
"Oknum-oknum aparat penegak hukum beraksi, memukuli semua orang yang berada di lokasi ketika sedang berkumpul. Siapapun itu."
Tidak lama setelahnya, Edo dan seorang relawan lain juga mengalami kekerasan.
"Badan saya tidak terpukul atau apa ya, tapi kaca [ambulan] nyaris pecah dari depan dan belakang," kata Edo kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Dan saya ingat, ada satu pasien dalam mobil [lain] yang ditarik paksa. Saya tidak tahu kondisinya karena pintu belakang ditutup dan pecah."
Terkejut dan siaga, Edo segera berinisiatif untuk mengunci semua pintu ambulan dan menyelamatkan diri ketika ada kesempatan.
Ratusan kilometer dari Bandung, tepatnya di Surabaya, seorang wartawan CNN Indonesia, Miftah Farid Rahman juga menyaksikan dan mengalami kekerasan verbal dari polisi.
Ketika berangkat menuju lokasi demonstrasi Omnibus Law, Edo*, seorang relawan medis asal Bandung tidak mengira situasinya akan menjadi
- Australia Menyelidiki Gelombang Kapal Pencuri Ikan dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Mulai Mendeportasi Imigran Tak Berdokumen
- Keluarga Ungkap Sosok Bripda Faras yang Tewas Saat Tangkap Bandar Narkoba di Lahat
- Ada Sindikat Penjual Bayi Promosi di TikTok, Sahroni Minta Polri Tingkatkan Patroli Digital!
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat