Bukti Kejahatan Perang Suriah Dinilai Terkuat Sejak Persidangan Nazi
Bukti kejahatan perang sering sulit ditemukan -ia hancur dalam konflik, atau memang tidak ada catatan yang tersimpan.
Namun jaksa penuntut kejahatan perang, Stephen Rapp, mengatakan bahwa bukti kejahatan perang di Suriah adalah yang terkuat sejak kejahatan perang Nazi dalam Perang Dunia II.
Dan ia berpikir bahwa penuntutan terhadap pejabat tertinggi rezim Suriah, termasuk Presiden Bashar al-Assad, tak bisa dihindari.
Rapp mengatakan, kelompok yang dipimpinnya, Komisi untuk Keadilan dan Akuntabilitas Internasional (CIJA), bekerja dengan warga Suriah di dalam negeri dan telah mampu mengakses lebih dari 750.000 halaman dokumen rezim di sana.
"Ini adalah bukti kuat yang belum kami miliki sejak Nuremberg, ketika Nazi dituntut," katanya.
Seperti Nazi, rezim Suriah menulis semuanya.
"Mereka [memiliki] komite keamanan, komite populer, pusat komando krisis nasional - ada sejumlah besar informasi," jelas Rapp.
Data yang dikumpulkan tentang kekejaman lebih komprehensif daripada yang dilihatnya dari era pasca-perang, termasuk kejahatan di Rwanda dan Liberia.
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya