Bukti Kejahatan Perang Suriah Dinilai Terkuat Sejak Persidangan Nazi
Bukti kejahatan perang sering sulit ditemukan -ia hancur dalam konflik, atau memang tidak ada catatan yang tersimpan.
Namun jaksa penuntut kejahatan perang, Stephen Rapp, mengatakan bahwa bukti kejahatan perang di Suriah adalah yang terkuat sejak kejahatan perang Nazi dalam Perang Dunia II.
Dan ia berpikir bahwa penuntutan terhadap pejabat tertinggi rezim Suriah, termasuk Presiden Bashar al-Assad, tak bisa dihindari.
Rapp mengatakan, kelompok yang dipimpinnya, Komisi untuk Keadilan dan Akuntabilitas Internasional (CIJA), bekerja dengan warga Suriah di dalam negeri dan telah mampu mengakses lebih dari 750.000 halaman dokumen rezim di sana.
"Ini adalah bukti kuat yang belum kami miliki sejak Nuremberg, ketika Nazi dituntut," katanya.
Seperti Nazi, rezim Suriah menulis semuanya.
"Mereka [memiliki] komite keamanan, komite populer, pusat komando krisis nasional - ada sejumlah besar informasi," jelas Rapp.
Data yang dikumpulkan tentang kekejaman lebih komprehensif daripada yang dilihatnya dari era pasca-perang, termasuk kejahatan di Rwanda dan Liberia.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata